MENCINTAI MU SESEDERHANA MENDO'AKAN MU

Bagaimana kabarmu kini...?
Baik tentu… :)
Sebaik kau terlepas dari ambisiku untuk memilikimu ...
Pasti hari-hari ketika dulu itu, begitu melelahkan...
Maafkan aku, bila semua itu bahkan tak bisa membuatku membaca pikiran dan meraba hatimu..
Jika saja aku mampu, tentu semuanya takkan serumit ini....
Tapi kini kau lega bukan..? Aku berharap begitu....
Mungkin aku tak bisa melakukan apapun untuk membayar semua detik yang kau habiskan hanya untuk memikirkan bagaimana melepaskan ikatanku....
Namun semampuku, aku mencoba merelakanmu walau harus melukai diriku sendiri dan meski ku memilih menjauh..
Maka maafkan, jika permintaanmu untuk menjadi sekedar sahabat tak bisa kupenuhi....
Itu akan merapuhkan kerinduanku dan mengusik hidupmu lagi....
Namun percayalah, seperti janjiku...
Jika cinta antara kita adalah kemustahilan, maka cukup diberiku nafas untuk tetap menulismu di doaku...
Maka cukuplah itu untukku..


***
Mencintaimu sesederhana mendoakanmu

MAAFKAN ATAS JANJI YANG PERNAH TERUCAP

Hari hari ku lewati tanpa dirimu...
Semenjak hari itu, masih jelas teringat dibenakku...
H+ 4 Lebaran, saat terakhir kita lalui hari bersama, meski mencuri waktu...
Sejak saat itu juga tak ada lagi kemesraan...

Aku sudah merasa, bahwa engkau akan kembali lagi kepadanya...
Aku tau, bukan keluarga yang menjadi alasan utama kita berpisah...
Tapi karena kau telah tenggelam jauh kedasar hati sang mantan kekasihmu yang dulu...
Aku tau itu, mengapa kau harus mendustakan keluargamu hanya untuk meninggalkanku..?

Tapi aku sangat bersyukur, Tuhan menjawab do'a2 ku...
Berarti dirimu bukan yang terbaik untukku, 
Terimakasih telah mau membuka topengmu yang selama ini kau tutupi...
Sesungguhnya aku telah tau, semua yang kau lakukan hanya sandiwara belaka....

Jujur, Aku memang sayang...
Tapi aku sadar akan diri ini, tak pantas dan sebanding denganmu...
Wajar kau lebih memilih dia, karena dia punya banyak kelebihan dariku...
Kau punya banyak kenangan bersamanya...
Aku hanya manusia biasa,..
Wajah      => Jelek..
Keluarga   => Berserakan..
Kehidupan  => Miskin..
Pendidikan => Standar
Kehormatan => Apa yg akan orang hormati dari aku yang hina ini...
Hmmm, yah... itulah aku seadanya..
Hidup dengan mimpi, 

Sekali lagi terima kasih telah mau berbagi cerita bersamaku...
Meski itu hanya sebatas bibir, bukan hati..
Aku bahagia saat bersamamu..
Walau hanya sesaat..
Terima kasih juga telah menghancurkan harapan keluargaku...

Aku takkan dendam, biarkan saja semua berlalu..
Sikapku yang akhir2 ini seperti orang tak kenal, memang caraku agar tak larut dalam pesakitan hati ini..
Aku tak ingin berlama lama terdiam disini..
Hidupku harus terus berlanjut..
Masih banyak mimpi yang ingin ku gapai..

Biarlah semua kenangan ini kusimpan dalam lubuk hatiku..
Aku ikhlas menerima semua ini..
Saat bersamamu adalah saat terindah yang pernah kulalui..

Hmmm, Semoga kau bahagia disana..
Bersama insan pilihan hatimu..
Biarlah ku pergi bersama lukaku..
Tak usah hiraukan diriku..
Aku telah terbiasa ditinggal pergi..
Sejak kecil aku telah ditinggal orang yang paling kusayang..
Kini aku harus sanggup kehilangan orang yang baru kucintai..

Maafkan atas janji yang pernah terucap..
Maafkan atas kata yang pernah menyakiti..
Maafkan jika aku berdosa padamu..
 

TERIMAKASIH ATAS SEMUA LUKA INI

Tanyaku pada Sang Maha Kuasa...
Apa mata ini kau setting sedemikian rupa...
Ku hanya bisa terpesona olehnya...
Seorang wanita yang sungguh ayu bak boneka...

Aku tak memandangi tubuhnya...
Tak serta merta aku nafsu melihatnya...
Aku juga tak pandangi dadanya...
Yang kata orang buah neraka...
Yang kulihat hanyalah hatinya...
 
Tanyaku pula padaNya...
Apa aku harus terus seperti ini adanya...
Menahan suka, rasa dan cinta...
Perlahan rapuh, murung dan kecewa...

Aku seolah binasa...

Rohku seperti tiada rasa...
Ragaku selalu sama tak merasa istimewa...
Hanya otakku yang selalu bekerja...

Jari-jari ini lelah elukan cinta...
Tak semenitpun kurasa hadirnya...

Tapi pilunya kurasa bersarang dan lama...
Getirnya menelan ceria dan rasa sukacita...

Bekas luka yang kuterima...
Takkan sirna walau sering ku menepisnya...
Semakin hari semakin menggema...
Berpantulan ditebing tebing jiwa...

Selangkah demi selangkah...
Lambat sekali aku menapakinya...
Seolah aku tak lagi bercita-cita...
Yang dulu begitu kudamba akhirnya...

Kini berbuah luka yang pedih...

Sering kulihat kau begitu mempesona...
Membuai dua insan yang berbeda...
Terbangkan manusia cantik dan perkasa...
Saling terkait erat diatas laju dua roda...

Terima kasih kau beri semua duka...
Kuyakin kubisa menikmatinya...
Bagaimana aku tahu akan bahagia...
Jika aku tak bisa mengenali luka...

Terimakasih untukmu ku ucapkan dari hati...
Atas segala luka yang tertancap didada ini...

Allahu Akbar ..