Demi yang tak bisa aku sampaikan, demi yang aku simpan sendiri, demi
yang sungkan aku keluhkan, demi yang aku perjuangankan seorang, demi
yang aku titip melalui doaku, demi yang aku taruh harapan kan berbalas,
ialah RINDU...
Bolehkah Tuhan, ia menjelma
bahagia saja? Tidak harus seluka ini, agar ku bisa memastikan jikalau
lah dia sedang merindukan seseorang, dia akan baik-baik saja...
Untuk RINDU yang sering menepuk angin, yang tak pernah bisa terbiasa
oleh pedihnya pengabaian. yang meski berjuta kali tertimpa, rasanya tetap
saja sama...
Tuhan, inikah cinta yang tak ubahnya ku sebut bertahan, maka
ampuniku bila di lamanya waktu berjalan aku masih saja mengetuk pintu
yang sama.
Untuk ini, mohon bisikkan pula maafku padanya, untuk
lagi-lagi mengusiknya.
Untuk RINDU yang mungkin salah alamat, yang ku kukuh menyebut itulah
rumah tuju terakhir, yang meski pintunya tetap tertutup, aku masih saja
di sana. Tuhan, inikah cinta yang tak ubahnya ku sebut perjuangan, maka
sungguh ku pinta jangan biarkan ku berbalik dan berputus asa dari
berharap hanya pada-MU...
Untuk itu, mohon sampaikan pula kekerasan
kepalaku, untuk aku yang takkan ingin menyerah.
Adalah kau yang ku tulis di ingatanku, di doa-doaku...
Yang Selalu kusebut dengan IMPIAN...